Kajian tentang diaspora saat ini menjadi semakin populer dikarenakan mulai diperhatikannya komunitas diaspora dalam peranannya untuk pembangunan negara atau bangsa di lokasi mereka berada. Di Indonesia, diaspora tidak hanya didominasi oleh generasi-generasi tua akan tetapi para komunitas pemuda diaspora sebagai generasi penerus bangsa mulai mengambil peranan dalam membangun Indonesia salah satunya di bidang pendidikan. SabangMerauke merupakan sebuah organisasi sosial yang dibentuk karena kegelisahan mereka terhadap pendidikan toleransi yang terjadi di Indonesia. SabangMerauke dibentuk oleh tiga pemuda Indonesia yang memiliki pengalaman hidup di lingkungan multikultural yang rawan akan konflik karena banyaknya perbedaan. Tumbuhnya gerakan sosial seperti SabangMerauke yang dipelopori oleh pemuda diaspora di Indonesia juga didukung dengan perkembangan media baru di Indonesia. Dukungan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet terhadap media baru menjadikan media-media ini menjadi sumber informasi alternative dalam melakukan gerakan sosialnya di ruang-ruang maya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara pemuda, diaspora dan penggunaan media baru dalam gerakan sosial yang dilakukan oleh SabangMerauke. Metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang medalam melalui studi pustaka, observasi online dan wawancara dengan salah satu pendiri SabangMerauke. SabangMerauke melakukan optimalisasi gerakannya dengan melakukan aktivitas offline dan online untuk menjaga kesinambungan gerakan sosialnya.